Selasa, 08 Juli 2014

Indonesia Memilih



Akhirnya.. 9 Juli 2014 akan tiba waktunya..

Hari dimana saya yakin akan menjadi sejarah… karena untuk pertama kalinya bangsa Indonesia dengan semangat dan penuh kesadaran diri akan berbondong-bondong ke TPS untuk menggunakan hak suaranya. Pertama kalinya semenjak jatuhnya masa Orde Baru.. Pertama kalinya di dalam era – yang katanya – Era Reformasi.

Saya pun untuk pertama kali nya memilih dengan sepenuh hati dan dengan  perasaan yang sangat mantap untuk mencoblos pilihan saya nanti. Tapi bukan berarti kemarin-kemarin saya gak menggunakan hak suara saya. Saya selalu menggunakan hak suara saya, tapi waktu itu hanya buat seru-seruan ajah memilih, dan bagi saya ini memang sudah tugas saya sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Buat saya saat itu, lebih baik digunakan sendiri tapi salah, daripada didiamkan tapi dimanfaatkan orang lain yang belum tentu pilihannya benar. So, saya bukan golongan putih (agak bangga dikit, hehehe..). Tapi baru kali ini loh saya mantap sekali ingin ikut Pemilu :).

Tapiiii… bagaimanapun juga, Pemilu besok cukup bikin saya khawatir.. khawatir bakal ada perpecahan.. (duuuh.. astaghfirullah… amit-amit jabang bayi deeeh!!). Karena pemilu tahun ini capresnya cuman 2, jadilah bangsa Indonesia bener-bener terpecah jadi dua kubu. Kubu Prabowo (Capres no.1) dan kubu Jokowi (Capres no.2). Saya gak akan berpendapat tentang kedua capres ini, nanti ujungnya takut berantem lagi seperti yang sudah-sudah. Believe it or not, karena masalah copras-capres ini persahabatan jadi putus karena berbeda pilihan, ada lagi yang satu keluarga jadi berantem. Ini belum terpilih loh presidennya.. gimana nanti kalo kepilih coba…

Mereka, yang pada berantem ini karena banyak membela pilihannya masing-masing dari berita yang banyak beredar tentang masing-masing Capres. Nah! Ini diaaaa… Berita.. Media.. Sorry to say yaa.. media berita Indonesia sekarang bullshit!! Penuh settingan!! Sebenernya ini bukan cerita baru sih.. cuman gara-gara pemilihan Presiden kali ini, sekarang media ketawan banget belangnya.. terang-terangan media mana yang punya kepentingan A dan media mana yang punya kepentingan B. Sumpah eneg dengernyaa…!! Saya dulu kuliah jurusan Broadcasting, jadi sedikit banyak tau masalah ini.. Udah jadi ketentuan dasar kalau berita itu harusnya tak berpihak, dan harus berimbang. Berita yang disampaikan harus mencakup dua sisi, dan kabarkan lah yang sebenar-benarnya terjadi. Emang sih, bad news is a good news.. tapi bo’ya kalau ada good news nya ya diceritain juga donkss.. Menurut saya sih biang kerok perpecahan ini dimulai dari media berita Indonesia yang berpihak, jadi orang bacanya cuman dapet dari satu sisi ajah…

Mungkin harusnya ada peraturan yaa, semua perusahaan media tidak boleh dimiliki oleh seseorang yang terjun di dunia politik. Jadi media itu gak ada tekanan untuk memberitakan sisi yang mana. Heheh.. tapi saya juga tahu, hal itu sangatlah naïf.. menjadi sesuatu yang idealisme itu rasanya gak mungkin. Belum lagi media itu memerlukan sisi komersialismenya.. terlalu idealism bisa gak bergerak dia.. Maksudnya sih, mungkin susah untuk idealism.. tapi please jangan berpihak.. kalau udah begitu arti sebagai wartawan, arti sebagai media yang menyampaikan informasi bermutunya udah ilang.. udah gak pantas lagi menyandang institusi itu.

Okay, let’s being positive!! Bagusnya dengan media yang saling berpihak ini, para simpatisan jadi sibuk cari informasi-informasi lain untuk mengkoreksi berita yang menurut mereka salah. Bahkan simpastisan tersebut mungkin tadinya benci politik, gak peduli politik, muak sama politik. Tapi karena ada rasa ingin membela pilihannya jadilah mereka sibuk mencari tahu, atau setidaknya membaca. Nah! Sadar tidak sadar.. sedikit banyak mereka jadi belajar politik. Saya sih ngerasa gituh.. hehehe..  Pemilu kali ini bikin saya melek politik. Tidak secara praktisnya, tapi setidaknya jadi sadar bahwa politik itu gak bisa kita singkirkan begitu saja dalam hidup kita. Kita gak bisa benar-benar buta politik. Karena sebenernya politik menentukan nasib kita. Pasti sering denger kan orang komen “Ah, gak peduli lah siapa presidennya, kita bakalan gini-gini ajah” atau “Ah gak ngaruh siapapun yang kepilih nanti” Mungkin kerasanya gak ngaruh, tapi sebenernya ngaruh loh.

Politik lah yang menentukan system pendidikan anak-anak kita kelak bagaimana. Karena pendidikan dibawah kementerian (pemerintah) maka kebijakan atau system nya mau dirubah atau tidak kan wewenang menteri yang menjabat nanti, mentri yang pilih presiden. Politik toh?!

Politik lah yang menentukan harga bensin nanti, karena yang berwewenang mengurus masalah bensin dan bahan bakar lainnya adalah BUMN, Badan Usaha Milik Negara, dimana direktur utama nya untuk menentukan kebijakan-kebijakan harus berdasarkan persetujuan pemerintah termasuk presiden. Politik toh!?

Politik lah yang menentukan harga kebutuhan pokok nanti, karena menteri perdagangan, menteri keuangan dan menteri perekonomian biasanya ikut campur tangan kalo bahan pokok ini ada suatu masalah, entah yang harganya naik, entah yang pasokan dalam negeri kurang, entah yang mengusuli import saja, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang bisa menentukan harga bahan pokok tersebut. Politik lagi toh!?

Intinya, Politik itu ngaruh banget dalam kehidupan bersosialisasi.. jadi mau gak mau harusnya kita tahu tentang politik, karena itu ngaruh di kehidupan kita nantinya. :)


So.. teman-temanku sebangsa dan setanah air.. Selamat Memilih yaa.. Saya yakin kamu gak golput..  dan kita doakan bersama, mau no.1 atau no.2 semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi. Dan kembali berdamai, kembali bersatu, kembali menjadi rakyat Indonesia…!!!
 
Bismillahirrahmanirrahim…. Yuk nyobloooosssssssss!!!!