Akhirnya.. 9 Juli 2014 akan tiba waktunya..
Hari dimana saya yakin akan menjadi sejarah… karena untuk
pertama kalinya bangsa Indonesia dengan semangat dan penuh kesadaran diri akan
berbondong-bondong ke TPS untuk menggunakan hak suaranya. Pertama kalinya
semenjak jatuhnya masa Orde Baru.. Pertama kalinya di dalam era – yang katanya –
Era Reformasi.
Saya pun untuk pertama kali nya memilih dengan sepenuh hati
dan dengan perasaan yang sangat mantap
untuk mencoblos pilihan saya nanti. Tapi bukan berarti kemarin-kemarin saya gak
menggunakan hak suara saya. Saya selalu menggunakan hak suara saya, tapi waktu
itu hanya buat seru-seruan ajah memilih, dan bagi saya ini memang sudah tugas
saya sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Buat saya saat itu, lebih baik
digunakan sendiri tapi salah, daripada didiamkan tapi dimanfaatkan orang lain
yang belum tentu pilihannya benar. So, saya bukan golongan putih (agak bangga
dikit, hehehe..). Tapi baru kali ini loh saya mantap sekali ingin ikut Pemilu :).
Tapiiii… bagaimanapun juga, Pemilu besok cukup bikin saya
khawatir.. khawatir bakal ada perpecahan.. (duuuh.. astaghfirullah… amit-amit
jabang bayi deeeh!!). Karena pemilu tahun ini capresnya cuman 2, jadilah bangsa
Indonesia bener-bener terpecah jadi dua kubu. Kubu Prabowo (Capres no.1) dan
kubu Jokowi (Capres no.2). Saya gak akan berpendapat tentang kedua capres ini,
nanti ujungnya takut berantem lagi seperti yang sudah-sudah. Believe it or not,
karena masalah copras-capres ini persahabatan jadi putus karena berbeda pilihan,
ada lagi yang satu keluarga jadi berantem. Ini belum terpilih loh presidennya..
gimana nanti kalo kepilih coba…
Mereka, yang pada berantem ini karena banyak membela
pilihannya masing-masing dari berita yang banyak beredar tentang masing-masing
Capres. Nah! Ini diaaaa… Berita.. Media.. Sorry to say yaa.. media berita Indonesia
sekarang bullshit!! Penuh settingan!! Sebenernya ini bukan cerita baru sih..
cuman gara-gara pemilihan Presiden kali ini, sekarang media ketawan banget
belangnya.. terang-terangan media mana yang punya kepentingan A dan media mana
yang punya kepentingan B. Sumpah eneg dengernyaa…!! Saya dulu kuliah jurusan
Broadcasting, jadi sedikit banyak tau masalah ini.. Udah jadi ketentuan dasar kalau
berita itu harusnya tak berpihak, dan harus berimbang. Berita yang disampaikan
harus mencakup dua sisi, dan kabarkan lah yang sebenar-benarnya terjadi. Emang
sih, bad news is a good news.. tapi bo’ya kalau ada good news nya ya diceritain
juga donkss.. Menurut saya sih biang kerok perpecahan ini dimulai dari media
berita Indonesia yang berpihak, jadi orang bacanya cuman dapet dari satu sisi
ajah…
Mungkin harusnya ada peraturan yaa, semua perusahaan media
tidak boleh dimiliki oleh seseorang yang terjun di dunia politik. Jadi media
itu gak ada tekanan untuk memberitakan sisi yang mana. Heheh.. tapi saya juga
tahu, hal itu sangatlah naïf.. menjadi sesuatu yang idealisme itu rasanya gak
mungkin. Belum lagi media itu memerlukan sisi komersialismenya.. terlalu idealism
bisa gak bergerak dia.. Maksudnya sih, mungkin susah untuk idealism.. tapi
please jangan berpihak.. kalau udah begitu arti sebagai wartawan, arti sebagai
media yang menyampaikan informasi bermutunya udah ilang.. udah gak pantas lagi
menyandang institusi itu.
Okay, let’s being positive!! Bagusnya dengan media yang
saling berpihak ini, para simpatisan jadi sibuk cari informasi-informasi lain
untuk mengkoreksi berita yang menurut mereka salah. Bahkan simpastisan tersebut
mungkin tadinya benci politik, gak peduli politik, muak sama politik. Tapi karena
ada rasa ingin membela pilihannya jadilah mereka sibuk mencari tahu, atau
setidaknya membaca. Nah! Sadar tidak sadar.. sedikit banyak mereka jadi belajar
politik. Saya sih ngerasa gituh.. hehehe..
Pemilu kali ini bikin saya melek politik. Tidak secara praktisnya, tapi
setidaknya jadi sadar bahwa politik itu gak bisa kita singkirkan begitu saja
dalam hidup kita. Kita gak bisa benar-benar buta politik. Karena sebenernya politik
menentukan nasib kita. Pasti sering denger kan orang komen “Ah, gak peduli lah
siapa presidennya, kita bakalan gini-gini ajah” atau “Ah gak ngaruh siapapun
yang kepilih nanti” Mungkin kerasanya gak ngaruh, tapi sebenernya ngaruh loh.
Politik lah yang menentukan system pendidikan anak-anak kita
kelak bagaimana. Karena pendidikan dibawah kementerian (pemerintah) maka
kebijakan atau system nya mau dirubah atau tidak kan wewenang menteri yang menjabat
nanti, mentri yang pilih presiden. Politik toh?!
Politik lah yang menentukan harga bensin nanti, karena yang berwewenang
mengurus masalah bensin dan bahan bakar lainnya adalah BUMN, Badan Usaha Milik
Negara, dimana direktur utama nya untuk menentukan kebijakan-kebijakan harus
berdasarkan persetujuan pemerintah termasuk presiden. Politik toh!?
Politik lah yang menentukan harga kebutuhan pokok nanti, karena
menteri perdagangan, menteri keuangan dan menteri perekonomian biasanya ikut
campur tangan kalo bahan pokok ini ada suatu masalah, entah yang harganya naik,
entah yang pasokan dalam negeri kurang, entah yang mengusuli import saja, dan
kebijakan-kebijakan lainnya yang bisa menentukan harga bahan pokok tersebut. Politik
lagi toh!?
Intinya, Politik itu ngaruh banget dalam kehidupan
bersosialisasi.. jadi mau gak mau harusnya kita tahu tentang politik, karena
itu ngaruh di kehidupan kita nantinya. :)
So.. teman-temanku sebangsa dan setanah air.. Selamat
Memilih yaa.. Saya yakin kamu gak golput..
dan kita doakan bersama, mau no.1 atau no.2 semoga Indonesia bisa menjadi
lebih baik lagi. Dan kembali berdamai, kembali bersatu, kembali menjadi rakyat
Indonesia…!!!
Bismillahirrahmanirrahim…. Yuk nyobloooosssssssss!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar